Bapak general semantics, Alfred Korzybski
menyatakan, "Sebuah peta bukanlah wilayah yang sesungguhnya, tetapi
jika benar, ia memiliki struktur yang mirip dengan wilayah itu, sehingga
menjadi bermanfaat bagi pemiliknya", sebagai bahan rujukan untuk
pengambilan keputusan. Peta yang dimaksud adalah persepsi pikiran kita dalam
memandang dunia, dalam memandang sesuatu atau kejadian, dalam diskusi ini
selanjutnya saya sebut sebagai Map.
Tidak ada satupun orang lain memiliki Map yang persis sama dengan Map kita meskipun melihat mendengar dan
mengalami peristiwa yang sama. Apakah ini berarti bahwa persepsi kita tentang
realitas adalah bukan realitas itu sendiri? Ya, persepsi kita tentang realitas
sesungguhnya kita sendiri yang membuatnya menurut versi kita. Semua manusia
memiliki struktur neurologis yang sama, namun karena Map yang berbeda itu maka
fungsinya menjadi berbeda dalam mengendalikan hidup kita masing-masing. Ketika
persepsi kita keliru maka tindakan kita jadi ikut keliru, dan ketika persepsi
kita hebat maka tindakan kitapun jadi hebat. Dahsyat bukan?
Map kita terbentuk dari
pengumpulan data melalui lima indera. Lima indera itu membawa
hal-hal tertentu dari dunia luar sesuai dengan perhatian kita, dengan melalui
proses neurologis atau filter, yang kemudian membentuk nilai-nilai, keyakinan,
kriteria (aturan), dan kemampuan. Meskipun sering dilakukan secara sadar, namun
sebagian besar waktu kita panca indera itu beroperasi di luar kesadaran, dan
yang penting, kita sering tidak menyadari bahwa panca indera itu dapat diubah
dan bisa kita kendalikan sehingga memperoleh informasi yang lebih berkualitas
untuk hidup kita yang lebih berkualitas.
Ketika kita menuangkan cairan melalui sebuah saringan tidak semua benda
lolos, mungkin ada bagian yang tertinggal. Demikian juga, informasi
"yang mengalir masuk" dari dunia luar, adalah output dari saringan, ada
yang kita hapus (informasi 'tidak dibutuhkan'), kita ubah (gambar
jerapah dengan kepala gajah), dan kita generalisasi (semua orang
berambut merah memiliki emosi berapi-api). Filter itu bekerja menghapus,
mengubah, dan meng-generalisasi.
Generalisasi ini dasar untuk pembentukan
keyakinan kita. Apa yang kita percaya tentang dunia membentuk bagaimana cara
kita berinteraksi di dalamnya. Sering terjadi, keyakinan itu membatasi
(memagari) kita, kadang menguntungkan tetapi kadang juga merugikan. Setelah mengenal
presuposisi tentang Map ini kita menjadi perlu sering klarifikasi atas apa yang
sudah kita yakini selama ini untuk memperbaiki kualitas hidup kita di masa
mendatang. Karena tidak setiap apa yang kita yakini tentang orang lain, tentang
diri kita sendiri adalah benar. Seperti misalnya apakah kita mampu atau tidak,
apakah kita pandai, apakah kita bisa berhasil, apakah aku cantik atau tidak,
apakah aku pantas atau tidak, apakah kita dibencinya atau dicintainya.
Ini hal mendasar dalam NLP khususnya komunikasi. Belajar mengenali struktur Map orang lain memungkinkan kita untuk "melihat dunia melalui mata mereka" kemudian memahaminya sehingga berhubungan dengan orang lain dengan rasa hormat.
Ini hal mendasar dalam NLP khususnya komunikasi. Belajar mengenali struktur Map orang lain memungkinkan kita untuk "melihat dunia melalui mata mereka" kemudian memahaminya sehingga berhubungan dengan orang lain dengan rasa hormat.
The Map is not the territory,
presuposisi ini membantu kita untuk menumbuhkan kepercayaan dari pihak lain,
kehangatan dan pengertian dengan teman, bahkan orang asing, dengan belajar apa
yang perlu diketahui ketika berkomunikasi, dan mencegah kita dari memaksakan
diri dari Map kita atas orang-orang di sekitar kita. Ketika kita ingin
meyakinkan orang lain, yang diperlukan adalah memberitahunya bahwa ada
alternatif lain tentang cara memandang sebuah permasalahan yang mungkin
bermanfaat sebagai pengkayaan solusi dalam mengambil keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar